Peta Wilayah Desa
https://www.openstreetmap.org/#map=15/-6.5643/110.6643
https://www.openstreetmap.org/#map=15/-6.5643/110.6643
Visi Penyelenggaraan pemerintahan desa Bandengan :
“Membangun Desa Bandengan melalui peningkatan sarana dan prasarana,menuju masyarakat yang adil,makmur,tentram dan sejahtera”
Misi pertama : Bersama Membangun Desa
Arah Kebijakan Pembangunan yang akan dilaksanakan untuk mencapai misi ini antara lain ;
Misi kedua : Terciptanya kesinambungan arah pembangunan yang diinginkan
Arah Kebijakan Pembangunan yang akan dilaksanakan untuk mencapai misi ini antara lain ;
1. Aspek Geografis
Desa Bandengan merupakan desa yang berada di wilayah Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Desa Bandengan memiliki luas wilayah 586.446 Ha. Desa Bandengan berada pada ketinggian 12 meter diatas permukaan laut. Desa Bandengan berjarak 7 kilometer dari ibu kota kecamatan.
Secara geografis, Desa Bandengan berbatasan dengan:
Batas | Desa/Kelurahan |
Selatan | Desa Kuwasen dan Desa Mulyoharjo |
Utara | Desa Kedungcino dan Desa Mororejo |
Timur | Desa Wonorejo |
Barat | Laut Jawa |
2. Aspek Demografi
Penduduk Desa Bandengan pada tahun 2019 berjumlah 8.544 jiwa dengan total kepala keluarga sebanyak 2.815 KK, yang mana terdiri dari 4.330 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak 4.214 jiwa berjenis kelamin perempuan. Tingkat kepadatan penduduk di Desa Bandengan sebesar 1,46 per Km. penduduk Desa Bandengan tersebar dalam 24 Rukun Tetangga dan 7 Rukun Warga.
Konon ketika seorang pemuda yang masih mempunyai kekerabatan dengan sunan muria yang bernama ” Amir Hasan” sedang mengembara untuk mengembangkan ilmu agama islamnya. Beliau pada saat itu ingin menuju sebuah pulau yang sekarang terkenal dengan keindahannya yakni pulau Karimun jawa. Amir hasan yang terus mengembara singgah di sebuah daerah dekat pantai bandengan yang sekarang bernama dukuh nyamplung.
Nama nyamplungan sendiri berasal dari nama amir hasan yang terkenal dengan panggilannya “sunan nyamplungan”, karena pada waktu itu sunan amir hasan membawa biji buah nyamplungan serta membawa mustaka masjid (sekarang bisa di temui di kompleks pemakaman sunan amir hasan). biji buah nyamplungan tersebut hendak di tanam sunan amir hasan di sebuah pulau yang dulu pulau tersebut banyak pohon dan semak yang berkrumun krumun, sehingga dinamakan pulau krumun krumun atau sekarang kita kenal dengan nama pulau karimun jawa.
sunan nyamplungan yang pada waktu itu singgah bersama dua orang pengawalnya di desa yang sekarang desa nyamplungan tersebut, mengamati hamparan pantai luas dengan pasir putih dan airnya yang sebening embun tersebut. ketika sedang mengamati indahnya pantai yang mempunyai air yang sangat bening sehingga karang-karang dan ikan-ikan yang ada di dasar laut terlihat jelas dari permukaan. Ketika itu yang terlihat oleh sunan amir hasan adalah kerumunan ikan ikan bandeng, sehingga sunan amir hasan menamai pantai yang belum punya nama ini dengan nama “pantai Bandengan“ atau Desa Bandengan.
Sebuah tindkan yang di lakukan oleh nenek moyang lalu di teruskan sampain ke anak cucu nya hingga sekarang atau yang disebut juga dengan tradisi.Semua orang memiliki tradisi nya masing-masing ,seperti halnya kali ini saya akan membahas tentang tradisi yang ada dalam desa saya yaitu desa bulu jepara. Selain ukirnya Jepara juga terkenal dengan pesona lautnya yang indah,namun banyak juga tempat-tempat keramat seperti makam-makam para wali yang berada di jepara,tepatnya di desa bulu terdapat makam di pinggir laut yang warga sering kunjungi untuk berziarah.Makam tersebut berada di dalam BBPAP (Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau). Makam tersebut adalah makam dari Syekh Syarif Waliyullah.Warga desa bulu seringkali mengenal Syekh Syarif Waliyullah dengan sebutan Mbah Datuk.
Dalam hal adat istiadat warga desa bulu seringkali melakukan kegiatan berziarah di makam Mbah Datuk setiap senin pahing satu tahun satu kali setelah lebaran dengan membawa makanan seikhlasnya bagi yang mampu.Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka memperingati khoul Mbah Datuk. Setelah selesai berdoa, warga melakukan kegiatan makan bersama di makam tersebut dengan harapan kebersamaan akan selalu ada di desa bulu .