
Konservasi Bambu untuk Menjaga Sumber Mata Air
Desa Sanankerto, Kecamatan
Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur dengan penduduk sekitar 13.944 jiwa
memiliki cara yang menarik untuk menjaga debit air embung agar tetap stabil,
yaitu dengan melakukan konservasi bamboo, penghijauan dengan menanam pohon bambu
secara berkesinambungan. Menurut laporan yang terbaca oleh Ketua Tim Pakar
Menteri Desa PDTT Haryono Suyono, rekayasa yang dilakukan masyarakat secara
sederhana itu membawa hasil yang positif, air embung tetap relatif stabil
sehingga warga dan petani tidak perlu kuatir kekurangan air untuk lahan
pertaniannya sehingga hasil panennya stabil. Bahkan, lingkungan sekitar embung
bertambah asri hingga tempat itu menjelma menjadi salah satu tujuan wisata.
Kecintaan terhadap air itu berlatar belakang pengalaman penduduk yang
telah lama bergelut dan menggunakan air itu untuk sawahnya sehingga petani
bukan saja memanfaatkan air tetapi telah jatuh cinta kepada air karena hidupnya
sangat tergantung dari pasokan air untuk kelangsungan pertanian dengan
mendapatkan air dari sumber embung yang mereka sayangi. Di samping itu warga
juga menggantungkan hidup pada bercocok tanam dan pengairan lahan pertanian,
mereka menjadi sangat tergantung pada persediaan air embung pada musim kering.
Untuk menjaga kelestarian embung, mereka mengembangkan Konservasi Bambu
untuk menjaga sumber mata air agar debit air embung tetap tinggi dan secara
stabil menghasilkan air karena air tidak menguap atau berkurang tertaga dari
gangguan matahari yang terlalu terik. Berkat Konservasi Bambu tersebut kini
Desa Sanankerto dipercaya sebagai sentra bambu untuk melestarikan dan menjaga
Sumber mata air embung dari kekeringan karena terlindungi sepanjang tahun,
bahkan menghasilkan debit air sekitar 700 liter per detik serta mampu mengairi
areal sawah seluas 260 hektare sehingga hasil pertanian relatif stabil.
Melihat keberhasilan itu masyarakat menjadi sangat bangga dan dengan antusiasme
tinggi aktif melakukan Konservasi bambu demi terciptanya ekosistem dan
tersedianya air embung guna pertanian masyarakat. Bekerja sama dengan
Universitas Meredeka di Malang, daerah yang menjadi sangat hijau dan menarik
itu dikembangkan menjadi obyek Wisata yang mendatangkan berkah untuk Desa yang
makin makmur tersebut dan Universitas Merdeka dapat melatih mahasiswanya dengan
Kampus yang ada di Desa secara nyata.
Apabila diperlukan informasi
lebih lanjut mengenai rekayasa masyarakat Desa melakukan kegiatan yang sangat
inovatif tersebut dipersilahkan berhubungan dengan Kepala Desa Sanan Kerto, H.
Subur tilpon genggam 082232786333, atau Ketua Kelompok Tani Bambu Boon Pring,
Jamaludin, tilpon genggam 082140355759. Silahkan menjaga kelestarian air dari
setiap embung yang sudah di bangun di setiap Desa dan mengembangkan area embung
menjadi lahan wisata desa yang menarik serta menghasilkan pendapatan desa untuk
sebesar-besar kesejahteraan masyarakat desa.
Sumber : https://gemari.id/