
Kreatif, Tanam Padi di Atas Kolam Ikan
YOGYAKARTA, TELISIK.ID - Seorang petani di Magelang, Jawa Tengah,
berhasil memanfaatkan ruang kosong di sekitar rumahnya untuk bertani. Uniknya,
ia menanam padi di atas kolam ikan.
Metode bercocok tanam itu dinamakan hidroganik, yang merupakan
kombinasi dari hidroponik dan organik.
Wabah COVID-19 telah memaksa semua orang untuk lebih banyak
menghabiskan waktu di rumah. Selain membosankan, imbauan di rumah saja itu juga
berdampak terhadap kondisi ekonomi.
Lain halnya dengan Muhammad Khoirul Soleh, warga Kebonkliwon RT 9 RW 6
Kebonrejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Rasa bosan di masa pandemi COVID-19 itu justru mengobarkan ide
kreatif dan inovatif bagi laki-laki yang akrab disapa mas Irul tersebut.
Lebih dari dua bulan berdiam diri di rumah, Irul mulai menggagas
ide bertanam padi dengan sistem hidroganik. Yakni, menanam padi di media
paralon. Menariknya, paralon itu ia taruh berjajar di atas kolam ikan nila
merah miliknya.
Ia menceritakan, dunia pertanian sudah lama digelutinya.
Apalagi, orangtuanya memiliki usaha jual-beli bibit tanaman buah.
Meski otodidak, keahliannya di bidang pertanian itu telah
membawanya sukses menjadi mentor di sejumlah daerah di Indonesia.
Biasanya ia mengisi workshop, pelatihan, sekaligus pembinaan
pertanian sampai di Sumatera, Kalimantan dan daerah lainnya. Tapi sejak pandemi
COVID-19 ia hanya di rumah saja.
Saat ditemui Rabu (10/6/2020), Muhammad Khoirul Soleh,
mengatakan, daya kreatifnya menciptakan inovasi tanam padi sistem hidroganik
itu kebetulan saja. Kolam ikan nila yang biasanya sebagai sumber air untuk
pengairan bibit tanaman buah, ia manfaatkan untuk bertani padi.
Awalnya hanya kubangan air buat menyiram bibit. Terus, ia beri
ikan. Akhirnya jadi budidaya ikan nila merah. "Nah, sekarang di atasnya
saya bikin tanam padi,” papar Muhammad Khoirul Soleh.
Laki-laki kelahiran Magelang, 5 Januari 1975, menjelaskan,
sistem hidroganik tersebut tidak banyak memakan lahan dan biaya yang mahal.
"Apalagi kotoran ikan nila secara otomatis menjadi pupuk organik yang
terserap akar padi," kelakarnya.
Jadi, padi itu ia tanam di paralon memanjang. Untuk mengairinya
ia memakai pompa air akuarium berkapasitas 90 watt. Air yang tersedot itu ia
alirkan ke pipa tanaman padi sehingga kotoran ikan otomatis menjadi pupuk. Dan,
airnya itu mengalir kembali ke kolam, tapi sudah bersih karena tersaring akar.
"Ya, sistemnya mirip akuarium," ungkap Irul.
Saat ini, ia masih belum bisa memastikan berapa berat dan
kualitas padi yang dihasilkan. Namun, ia melihat, padi hidroganik yang ditanam
di atas kolam seluas 19 X 5 meter tersebut telah tumbuh subur.
Ini baru dua bulan. Dan ini baru pertama kalinya. Jadi Muhammad
Khoirul Soleh belum tahu hasilnya berapa dan kualitasnya seperti apa?
"Kalau dilihat di YouTube hasilnya bagus," ucap
Muhammad Khoirul Soleh.
Muhammad Khoirul Soleh berpesan kepada masyarakat untuk tetap
berinovasi di tengah ancaman COVID-19.
"Jangan menyerah. Kalau kita bisa menghidupi tanaman, kita
nantinya juga akan dihidupi oleh tanaman," paparnya.
Bagi yang mau mencoba hidroganik, menurut Muhammad Khoirul
Soleh, tidak harus pakai paralon. "Bisa juga pakai bambu dan intinya kita
harus kreatif," terangnya.
Selain tanaman padi hidroganik, Muhammad Khoirul Soleh juga
mengembangkan berbagai tanaman buah, seperti buah tin, sawo raksasa asal
Meksiko, anggur Brazil, sawo Australia, alkesa dan buah unik lainnya.
Lagi-lagi ia memanfaatkan pekarangan rumah menjadi lahan. Tidak
sulit. "Bekerja yang enak dan nyaman saja," tandasnya.
Reporter: Affan Safani Adham
Editor: Haerani Hambali
Sumber : Telisik.id