
Desa Sukaragam Kembangkan Hidroponik sebagai Gerakan Ketahanan Pangan
Pemerintah Desa Sukaragam menggagas program pemberdayaan
masyarakat demi memantapkan sektor ketahanan pangan. Program unggulan tersebut
merupakan upaya untuk mewujudkan sumber ketahanan pangan dengan memanfaatkan
lahan kosong menjadi Taman Hidroponik.
Kepala Desa
Sukaragam, H. Ucup Keeng mengatakan, Taman Hidroponik yang dikembangkan dan
dikelola secara swadaya masyarakat di RW 20 Perumahan Mega Regency ini,
merupakan implementasi program ketahanan pangan yang memiliki nilai ekonomis
yang tinggi.
“Iya di desa
kita memiliki Taman Hidroponik sebagai Gerakan Ketahanan Pangan di Desa
Sukaragam, yang dikembangkan melalui pemberdayaan masyarakat untuk menjamin
ketersediaan pangan bagi masyarakat sekitar. Serta peningkatan potensi ekonomi
melalui manajerial secara swadaya masyarakat,” ucap H. Ucup Keeng, Selasa
(14/06/22).
Menyadari
problematika yang seringkali muncul di perumahan yang padat penduduk,
keterbatasan lahan nyatanya bukanlah menjadi hambatan untuk berinovasi dan
produktif. Gagasan tersebut kemudian membuat masyarakat sekitar tergerak dan
beralih fungsi dari lahan yang semula tidak produktif, disulap menjadi green
house.
Keeng
menyebutkan, nantinya Taman Hidroponik tersebut akan disinergikan dengan Badan
Usaha Milik Desa (Bumdes) untuk lebih memantapkan sisi manajerialnya agar lebih
berkembang. Konsep taman hidroponik yang sudah berjalan di Desa Sukaragam juga
sering menjadi sarana edukasi bagi para pelajar di Kecamatan Serang Baru maupun
wilayah lain di Kabupaten Bekasi.
“Taman
Hidroponik ini juga dapat menjadi multifungsi sebagai sarana edukasi bagi para
pelajar, yang datang dari berbagai sekolah yang ada di Kabupaten Bekasi. Tentu
ini merupakan aspek yang sangat penting sebagai media pembelajaran bagi para
pelajar untuk memahami sistem dan cara kerja media hidroponik dalam
menghasilkan berbagai komoditi sayuran yang sehat,” katanya.
Penggunaan
sistem pertanian hidroponik sendiri hasil yang diperoleh juga tak kalah
bagusnya dengan sistem pertanian konvensional.
Hidroponik
dapat di kembangkan dengan menggunakan alat yang terjangkau, diantaranya pipa
yang berukuran lumayan besar untuk menampung air supaya akar tanaman
berkembang. Pipa dapat disusun ke atas seperti pola terasering/tingkat batang
memanjang, sehingga menghemat lahan.
Hidroponik
merupakan inovasi dalam pembudidayaan tanaman tanpa menggunakan media tanah,
melainkan menggunakan air (H2O). Hidroponik merupakan lintasan terakhir untuk
mencukupi kebutuhan pangan bagi masyarakat sekitar.
“Dampaknya
secara perekonomian, yang pertama untuk tim yang mengerjakan di Taman
Hidroponik ini. Dari hasil penjualan sayuran di sini, bisa untuk menggaji
pegawai yang menjaga di sini, mencukupi sarana dan prasarana dan nantinya bisa
di manfaatkan untuk membantu pembangunan lingkungan,” ucap Ketua Rukun Warga 20
sekaligus pengelola Taman Hidroponik, Suwaji.
Suwaji
menambahkan, luas tanah yang digunakan untuk perkebunan hidroponik tersebut
mencapai 480 meter. Dari Taman Hidroponik tersebut telah menghasilkan berbagai
komoditi sayuran yang sehat, sebab selama masa tanam hingga masa panennya
menggunakan vitamin dengan kualitas yang tinggi dan tidak menggunakan bahan
pestisida.
“Hasil panennya
sendiri saat ini dikonsumsi oleh masyarakat sekitar dan sebagian kecil lainnya
sudah ada pesanan dari Purwakarta, ada juga beberapa kita kirim ke hotel dan
perumahan elit. Secara omset juga cukup lumayan dengan kisaran rata-rata
sebesar 3 hingga 4 jutaan,” katanya.
Dari total 8
meja media hidroponik, masing-masing mejanya bisa menanam varian sayuran
sebanyak 406 – 870 pot. Dan yang lebih menariknya, setiap hari ada saja jenis
sayuran yang siap untuk dipanen sehingga secara produktifitas Taman Hidroponik
ini sangat menunjang secara berkesinambungan.
“Dari masa
tanam hingga panen, biasanya seperti kangkung, pakcoy, dan selada itu 14 hari.
Lalu untuk Kaylan dan pagoda itu sampai 35 hari. Setiap hari ada saja jenis
sayuran yang siap untuk dipanen,” ujarnya.
Sumber : https://bekasikab.go.id/