
Sederhana dan Bermanfaat Inilah Pemenang Lomba Teknologi Tepat Guna Babel
Tiga pemenang lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) tingkat Kabupaten
Bangka, Rabu (17/5/2017) mempresentasikan hasil teknologi tepat
guna yang mereka buat di hadapan para juri saat mengikuti lomba TTG tingkat
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di
aula Dinas Sosial dan Pemerintahan Desa Kabupaten Bangka.
Lomba ini bertahap dari tingkat kabupaten, provinsi dan
nasional tujuannya agar masyarakat bisa berdaya untuk memanfaatkan teknologi kemajuan
ekonomi mereka.
"Kegiatan
ini sudah tahap kedua kita sudah mengadakan seleksi di tingkat kabupaten. Lomba
ini diikuti oleh 17 peserta dari masyarakat umum, Universitas Bangka Belitung,
dan dari Polman. Terjaringlah tiga peserta terbaik untuk tingkat kabupaten,
" jelas Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Dinsos Pemdes,
Ita Pursita, kepada bangkapos.com, Rabu (17/5/2017) di Dinsos Pemdes Kabupaten
Bangka.
Untuk pemenang lomba TTG tingkat Kabupaten
Bangka ini juara pertama diraih Suripto dengan mesin perajang umbi-umbian dari
Desa Mabet, juara kedua diraih Ajam dengan mesin Sagak Bangka yang berguna
mengayak umbi-umbian untuk makanan ternak dari Desa Air Ruai dan juara ketiga
diraih Polman Negeri Babel dengan mesin penumbuk ubi untuk beras aruk.
Ketiga pemenang ini diseleksi untuk mengikuti TTG tingkat
provinsi yang nanti akan mewakili Babel di tingkat nasional.
"Kami
mencari hasil teknologi yang dibuat masyarakat ini ke desa-desa.Kami
turun ke desa-desa mencari alat yang sudah diciptakan oleh masyarakat dan sudah
dimanfaatkan. Disamping ke desa-desa kita ke sekolah-sekolah dan ke perguruan
tinggi namun dari sekolah belum terjaring ada yang sudah dibuat oleh siswa tapi
dari masyarakat dan perguruan tinggi, yang terjaring ada 17 dan ini tiga yang
terbaik," jelas Ita.
Menurutnya
tiga TTG yang dibuat oleh masyarakat dan perguruan tinggi ini sudah
dimanfaatkan seperti mesin perajang umbi-umbian asal Desa Mabet ini sudah
digunakan untuk jasa merajang umbi-umbian dan kemplang, mesin sagak dari Desa
Air Ruai sudah dijual dan mesin penumbuk aruk buatan Polman Negeri Babel
digunakan untuk industri pembuatan beras aruk di Desa Kemuja.
"Untuk
merajang ubi orang bayar Rp 1.500 perkilogram dan merajang pempek untuk
kemplang Rp 2.000 perkilogram. Sudah ton-tonan yang dihasilkan alat ini. Kalau
mesin sagak buatan Ajam ini sudah memproduksi alat dan sudah dijual. Orang
sudah beli alat dari mereka terutama peternak harganya tidak terlalu mahal
karena dia menggunakan 90 persen barang bekas. Kalau buatan Polman belum dijual
tetapi sudah dimanfaatkan oleh masyarakat di desa," jelas Ita.
Diharapkan
dengan adanya lomba ini masyarakat di Kabupaten Bangka termotivasi untuk
membuat dan memanfaatkan alat yang berbasis teknologi bagi kemajuan ekonomi masyarakat sendiri.
Sumber : BANGKAPOS.COM, BANGKA --